Perusahaan di negara berkembang salah satunya di Indonesia, selalu mengalami
berbagai permasalahan terutama masalah kondisi perekonomiannya. Oleh karena itu,
berkembangnya sebuah perusahaan diharapkan dapat memperbaiki permasalahan ini
dan berdampak baik bagi kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu perusahaan harus
menjaga kondisi keuangannya agar perusahaan tidak mengalami financial distress
yang akan menuju pada kebangkrutan. Financial distress yaitu keadaan dimana
keuangan suatu perusahaan memburuk sehingga perusahaan kesulitan untuk
membiayai kewajibannya. Hal ini disebabkan oleh kinerja perusahaan yang buruk,
produksi perusahaan yang tidak efektif, pendapatan perusahaan yang menurun dan nilai
leverage perusahaan yang sangat tinggi dan tidak disertai kinerja yang baik.
Dilakukannya penelitian ini dengan tujuan yaitu untuk melakukan prediksi
kapan terjadinya financial distress di suatu perusahaan sektor industri dasar dan kimia
yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2018. Teknik
purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel dengan perolehan 41 sampel
perusahaan dengan periode penelitian 10 tahun, sehingga diperoleh sebesar 410 data
sampel. Pengolahan data menggunakan spss22 dengan metode analisis survival. Pada
penelitian ini menggunakan data dari enam variabel bebas yaitu rasio likuiditas,
leverage, aktivitas, salesgrowth, inflasi dan ukuran perusahaan dengan hasil bahwa
secara simultan keenam variabel tersebut dapat mempengaruhi terjadinya financial
distress. Secara parsial, variabel likuiditas dan inflasi berpengaruh positif terhadap
financial distress dan salesgrowth berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Sedangkan leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan tidak dapat mempengaruhi
terjadinya financial distress.