Ketika dua puluh tahun yang lampau saya memulai perjalanan sebagai penulis, saya merasa kesulitan dan gamang. Naluri saya lebih cenderung ke fiksi, karena bagi saya ia sama menariknya dengan fakta. Saya terpincut oleh gagasan tentang perjalanan panjang, namun saya tidak tahu bagaimana memandang suatu tempat dengan cara yang bagi orang lain berharga. Yang jelas bagi saya—setelah mengamati pelbagai daerah jajahan di Karibia dan Amerika Selatan—ialah analisis politik-budaya, namun saya tidak mempunyai pandangan atau pendapat, juga sistem. Saya tertarik pada sejarah, namun saya juga terpesona oleh pemandangan alam; lebih dari itu, saya tertarik pada orang-orang yang berjumpa dengan saya.
Dua narasi yang membentuk Menemukan Titik Pusat ditulis satu demi satu dan merupakan bagian yang terbaik dalam dua tahun. Apabila “Pengantar untuk Sebuah Otobiografi”, dengan pemahaman gaya Abad Pertengahan, merupakan catatan pembuka si penulis, maka “Buaya-Buaya dari Yamoussoukro” menunjukkan bahwa si penulis, pada perkembangan terakhirnya, melakukan serangkaian perjalanan: tamasya, menambah pengetahuan tentang dunia, masuk ke dalam lingkungan orang-orang baru dan merangkai pertemanan baru. Kedua bagian dalam buku ini sama-sama berisi tentang proses kepenulisan, dan masing-masing mengungkapkan cara yang berbeda kepada para pembaca mengenai proses tersebut.