ABSTRAK
Studi peristiwa adalah suatu studi yang dilakukan untuk menganalisa suatu reaksi pasar atas peristiwa karena adanya publikasi suatu informasi. Harga saham yang terlalu tinggi, akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut kurang likuid. Untuk menghindari rendahnya likuiditas saham maka perusahaan melakukan pemecahan saham (stock split) agar dapat menurunkan harga saham yang terlalu tinggi, dengan harapan dapat meningkatkan likuiditas saham. Pada dasarnya penelitian mengenai fenomena stock split sudah sering dilakukan, namun hasil dari tiap-tiap penelitian berbeda-beda, dengan alasan tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian ini dilakukan pada 24 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split pada periode 2008 sampai juni 2012. Penelitian menggunakan metode analisis paired samples t test, dengan periode pengamatan adalah 10 hari, yaitu 5 hari sebelum stock split dan 5 hari sesudah stock split. metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan dari abnormal return, volume perdagangan dan bid ask spread sebelum dan sesudah stock split. Namun perbedaan ini menunjukan bahwa abnormal return dan volume perdagangan sebelum stock split lebih besar dari pada sesudah stock split, sementara bid ask spread sebelum stock split lebih besar dari sesudah stock split, hal ini menunjukan bahwa peristiwa stock split tidak dapat meningkatkan likuiditas saham.
Kata kunci: stock split, abnormal return ,volume perdagangan, bid ask spread.