Keterbatasan utama dalam visible light communication (VLC) adalah bandwidth
modulasi yang terbatas. Non-orthogonal multiple access (NOMA), mulai diteliti
untuk dapat digunakan sebagai teknik multiple access yang efektif pada jaringan
5G karena teknik ini dapat menghemat bandwidth modulasi.
Pada Tugas Akhir ini, NOMA diterapkan dalam sistem downlink VLC. Dilakukan
analisis performansi multi-user detection (MUD) pada kanal propagasi nonline
of sight (NLOS) berupa kanal yang terkena efek reflektor dan efek bayangan.
Teknik MUD yang digunakan pada Tugas Akhir ini yaitu succesive interference
cancellation (SIC). Pada suatu user, SIC bekerja dengan cara membatalkan sinyal
user lain dengan sinyal yang lebih kuat untuk dapat mendeteksi sinyalnya sendiri.
Tugas Akhir ini melakukan simulasi pada ruangan berukuran 5 x 5 x 3 m3 dengan
menggunakan 1 buah lampu LED dan jumlah user sebanyak 6 buah.
Pada hasil simulasi penelitian ini diperoleh bahwa dengan penerapan SIC sebagai
MUD pada sistem NOMA-VLC dibandingkan dengan tanpa NOMA dapat meningkatkan
data rate sebesar 72%. Selain itu, dengan adanya reflektor dalam sistem
terjadi peningkatan performansi dengan data rate tertinggi yaitu 74.7 Mbps dengan
NOMA dan 50.56 Mbps tanpa penggunaan NOMA. Sedangkan, adanya penghalang
cahaya antara lampu LED dan user menurunkan performansi sistem dengan
data rate terendah yang dicapai sebesar 31.7 Mbps dengan NOMA dan 14.2 Mbps
tanpa NOMA.