Setiap proyek mempunyai standar dan luang lingkup masing-masing yang tidak jauh dari kata risiko dan kejadian yang tidak terduga. Untuk meminimalkan risiko yang akan terjadi, perusahaan perlu menerapkan manajemen risiko yang baik guna menghindari kerugian terhadap waktu, biaya, dan mutu proyek. Salah satu cara mengetahui manajemen risiko apakah sudah baik atau belum pada sebuah perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran tingkat kematangan menggunakan metode Project Management Maturity Model (PMMM).
PMMM merupakan alat ukur dengan tujuh proses manajemen risiko yang digunakan untuk mengukur kematangan sebuah proyek guna meningkatkan dan melakukan optimasi kemampuan proses manajemen dalah sebuah proyek secara efisien. Proses tersebut digunakan dalam pembuatan instrumen penelitian yakni self-assessment survey yang disebarkan dan kemudian data yang didapatkan akan diolah. Selain menggunakan PMMM, dilakukan pembobotan terhadap tujuh proses tersebut dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas dari setiap proses. Dari pengumpulan dan pengolahan data menggunakan metode tersebut, PT. XYZ memiliki tingkat kematangan level 1 yaitu initial process yang didapatkan dari tingkat kematangan kumulatif dengan proses perform qualitative risk analysis menjadi prioritas utama.
Untuk meningkatkan efektivitas manajemen proyek, terdapat sebuah rancangan sistem informasi untuk membantu mengukur atau memperbaiki proses tingkat kematangan manajemen risiko perusahaan.
Kata kunci: Manajemen Proyek, Risiko, Tingkat Kematangan, Project Maturity Model, Mockup.