Aku tidak ingin mencintaimu seperti matahari, yang hanya menyinari sedari pagi sampai senja berganti.
Aku tidak ingin mencintaimu seperti awan, yang hanya berarak sekejap lalu hilang menjadi hujan.
Biarkan aku mencintai seperti sungai, yang terus mengalir dan mengulir menyusuri bantaran takdir. Bahkan saat ia terbelah dan terpecah, arusnya akan terus mengalir sampai ke waktu yang tak kunjung usai.
Riak Sungai Kapuas menyimpan cerita. Tentang Saul yang terbuang dari kehidupan perkotaannya, tentang Mey yang ingin segera keluar dari kampungnya, dan tentang Bagas, anak kepala adat Dayak Mualang yang diuji keimanannya. Seperti aliran air yang melarutkan buih, mereka bertiga terbelit dalam kisah cinta yang rumit.
“Yang Tak Kunjung Usai berkisah tentang kompleksitas bertumbuh dewasa di sebuah desa di Kalimantan. Pada novel ini, kita bisa melihat kekhawatiran dan gairah dari bagian yang kerap diabaikan pada masyarakat remaja kita.”
– Norman Erikson Pasaribu