Mengapa para eksekutif di bidang Human Resources (HR) masih sangat jarang yang sampai menduduki jabatan CEO (top eksekutif)? Apa yang kurang dimiliki oleh para profesional HR tersebut?
Di satu pihak, para CEO dan pemilik usaha banyak mengeluhkan soal belum tercapainya standar harapan terhadap kualitas SDM. Di sisi lain, para profesional di bidang HR hanya berkutat di bidang fungsionalnya saja, tapi lemah dalam mengaitkan dan menghitung implikasinya terhadap pencapaian “bottom lineâ€Â dan target-target bisnis di tingkat korporat. SDM yang konon merupakan inti dan aset perusahaan/organisasi tampaknya belum dikelola dengan cara-cara yang senafas dan seiring dengan kemauan pimpinan puncak (CEO) apalagi pemilik bisnis (business owner). Para profesional HR masih jarang bisa menjadi partner yang diandalkan, entah sebagai strategic partner apalagi business partner. Pengalaman membuktikan kata kuncinya adalah kompetensi Business Acumen yang lemah dan tingkat pengambilan resiko yang rendah.
Kerangka Kerja Psikologi Bisnis (Business Psychology Framework) dibangun di atas pertemuan konstruktif pemikiran/gagasan dan pengetahuan yang berasal dari empat disiplin ilmu pengetahuan dan praktik, yakni Psikologi Industri dan Organisasi, Manajemen Bisnis, HR Strategic Management dan Ekonomi Keperilakuan (Behavioral Economics). Dengan kata lain, buku ini merupakan pendekatan “interdisiplinâ€Â antara disiplin Psikologi dan praktik Bisnis, yakni bagaimana Bisnis ditinjau dalam perspektif Psikologi, baik pada level individu, tim, organisasi maupun sosial dan bagaimana menjadikan Psikologi sebagai “bisnisâ€Â atau “industriâ€Â yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat modern (digital economy/IOT) di zaman now.