Zarathustra adalah untuk mengantisipasi kesimpulan kita di muka pemecahan suatu krisis intelektual yang berlarut-larut. Marilah kita jaga agar kata "intelektual" tidak disalahpahami: tidak seperti pada kebanyakan orang, bahkan tidak pada kebanyakan filsuf pun, Nietzsche hidup bersama persoalna-persoalan intelektualnya sebagaimana ia hidup dengan kenyataan.