Rasisme adalah sebuah isu yang masih belum bisa terlepas dari kehidupan manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Di Indonesia rasisme juga terjadi, hal ini terjadi karena kondisi geografis Indonesia yang sangat luas, banyaknya jumlah penduduk di Indonesia dengan beragam ras dan suku menyebabkan Indonesia sangat rentan dengan masalah diskriminasi ras dan etnis.
Contoh kasus rasisme yang terjadi di Indonesia adalah rasisme terhadap masyarakat Papua, salah satunya adalah peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya pada tanggal 16 Agustus 2019. Pada peristiwa tersebut, munculah kata-kata kasar dan rasis yang dilontarkan oleh sekelompok orang kepada mahasiswa asal Papua. Peristiwa tersebut membuat para pengguna Twitter memberikan dukungan untuk Papua melalui tagar #PapuaBukanMonyet. Tagar ini dibuat karena mahasiswa Papua di Surabaya diteriaki monyet oleh orang-orang yang mengepung asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak kognitif, afektif, dan konatif dari penyebaran pesan anti rasisme di Twitter melalui tagar #PapuaBukanMonyet kepada khalayak. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan paradigma konstruktivis. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara kepada 3 informan. Hasil dari penelitian ini adalah penyebaran pesan anti rasisme di Twitter melalui tagar #PapuaBukanMonyet memberikan dampak kognitif, afektif, dan konatif kepada khalayak.
Kata kunci : Rasisme, Pesan Anti Rasisme, Twitter, Tagar.