Peristiwa tanah longsor yang terjadi di Indonesia menghasilkan kerugian materi dan korban jiwa. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, tanah longsor terjadi sebanyak 3.924 kejadian di Pulau Jawa. Sistem monitoring pergeseran tanah dibutuhkan untuk mengurangi kerugian yang terjadi akibat tanah longsor. Sistem ini bekerja berdasarkan monitoring perubahan variabel yang diamati, seperti pergerseran tanah, suhu, kelembapan dan sebagainya.
Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang sistem monitoring pergeseran tanah pada suatu prototype plant tanah longsor menggunakan sensor piezoelektrik serta mengetahui dan mengamati perubahan pergeseran tanah berdasarkan variabel suhu. Data dari sensor piezoelektrik dan Dsb18b20 dikirim dari modul nirkabel Zigbee ke mikrokontroler ESP8266 dan dikirim ke Antares sebagai platform Cloud IT yang dapat diakses dimana saja. Hasil dari tugas akhir ini adalah sensor suhu memiliki tingkat akurasi sebesar 99,27%, 99,48% dan 99,72% pada sensor suhu 1, 2 dan 3. Sistem ini dapat bekerja dengan baik karena dapat membaca tekanan yang diakibatkan oleh pergeseran tanah dari 1481,48 hingga 122.469,1 N/m2. Tetapi sistem ini tidak dapat bekerja dengan baik saat membaca tekanan yang diakibatkan oleh pergeseran tanah lebih dari 122.469,1 N/m2. Sistem komunikasi data cukup berjalan dengan baik karena data dapat dikirim ke Antares dengan delay rata-rata 2,3 sekon
Kata Kunci: Tanah Longsor, Modul Zigbee, Sensor Piezoelektrik, Mikrokontroler, DS18B20, sistem monitoring