Hasil produksi peternak sapi perah lokal yang kurang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan konsumen terhadap susu sapi perah lokal. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh kandang sapi peternak lokal yang masih menggunakan cara tradisional dan tidak memperhatikan aspek yang mempengaruhi kenyamanan sapi perah seperti temperatur, kelembaban dan Temperature Humidity Index (THI). Nilai THI pada kandang sapi perah tradisional biasanya lebih dari 72 dan menyebabkan semakin meningkatnya tingkat stres sapi perah akibat pengaruh temperatur dan juga kelembaban. Berbeda halnya dengan kandang sapi modern sebagai contoh PT.Greenfields Indonesia (PT.GFI) yang memiliki nilai THI dibawah 72 sehingga sapi perah merasa nyaman di dalam kandang. Nilai THI inilah yang menjadi parameter untuk menentukan kandang sapi berkinerja tinggi didasarkan pada kandang sapi modern yang telah ada. Perumusan kandang sapi perah berkinerja tinggi dirumuskan dengan membandingkan nilai THI yang diperoleh dari hasil simulasi energi pada kandang tradisional, PT.GFI, kandang tradisional, dan perbaikan kandang tradisional menggunakan perangkat lunak energyplus. Perbaikan kandang sapi perah tradisional dilakukan dengan menambah penghalang kayu, menambahkan material insulasi pada atap dan penghalang kayu, serta menambahkan volume udara di dalam kandang (infiltrasi). Perbaikan kandang menghasilkan nilai temperatur rata-rata satu tahun sebesar 21,75%C, kelembaban rata-rata satu tahun sebesar 83,60%, dan nilai THI rata-rata satu tahun sebesar 69,96. Hasil perbaikan kandang sapi perah tradisional diharapkan menjadi acuan dalam pembuatan kandang sapi perah tradisional yang lain karena memiliki parameter kandang sapi perah berkinerja tinggi dari nilai THI yang kurang dari 72.
Kata kunci: Sapi Perah, kandang sapi perah, Berkinerja Tinggi, Energyplus