Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia ditemukan bahwa hanya sekitar 10% tunarungu bersekolah yang ada di Indonesia. Kemudian jumlah itu terus bertambah 3% – 5% pertahunnya untuk jumlah tunarungu. Salah satu sekolah yang mewadahi tunarungu SLB-B Sukapura dengan jenjang SDLB, SMPLB, SMALB. Dari hasil observasi yang telah dilakukan terdapat beberapa masalah yang harus diperhatikan yaitu desain ruang kelas yang belum menyesuaikan ABK tunarungu dan ABK lainnya, sign/ tanda pada setiap sudut sekolah yang belum teraplikasi, fungsi ruang yang belum optimal, dan keamanan yang belum diaplikasikan pada sekolah. Dari permasalahan yang telah dijabarkan pendekatan yang akan diimplementasikan pada desain adalah pendekatan perilaku dengan mendesain sesuai dengan perilaku yang sering dilakukan oleh anak tunarungu. Untuk menaungi pendekatan ini tema yang diusung adalah visibility yang dimana desain ruang akan lebih terbuka dengan penyesuaian perilaku anak tunarungu.
Kata kunci: Tunarungu, perilaku, visibility, terbuka