NAMIRA sering banget bolos pelajaran olahraga. Alasannya, dia harus bekerja sampai malam sebagai pemungut bola di lapangan tenis. Pekerjaannya terasa semakin berat karena di sana ada cowok nyebelin yang bikin dia pengin menelan bola bulat-bulat!
KAFI, anak pemilik lapangan tenis tempat Namira bekerja, benar-benar kelimpungan menghadapi sikap cewek mungil itu. Cuek banget! Kafi punya satu alasan khusus sengaja bersikap arogan pada Namira.
AKSAN, ketua kelas X-5, sempat mengira Namira masih anak SD ketika pertama bertemu saat pendaftaran masuk SMA Nusantara. Demi satu alasan yang disimpannya sendiri, Aksan sengaja melontarkan omongan pedas pada cewek mungil itu. Untung ada Pak Alan, guru olahraga baru sekaligus wali kelas X-5, yang punya cara jitu mengatasi masalah yang tengah dihadapi para murid.
Namun, ketika permusuhan Namira dengan Kafi mulai mencair dan sikap Aksan menjadi penuh perhatian, persaingan justru semakin sengit. Namira terjebak di antara dua cowok yang awalnya sama-sama nyebelin tapi diam-diam bikin jantungnya gubrak-gabruk-jeng-jeng-jeng. Dua cowok yang selisih poinnya hampir sama, dan saling mengejar dalam pertandingan merebut perhatian Namira. Deuce!