Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergeseran massa batuan atau massa tanah. Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) pada tahun 2019 di Jawa Barat terjadi tanah longsor sebanyak 108 kali dan di Jawa Tengah terjadi sebanyak 158 kali. Penyebab sering terjadi tanah longsor di akibatkan oleh 2 faktor yaitu iklim di Indonesia dan tata letak geografis nya. Iklim di indonesia adalah tropis dan curan hujan yang tinggi sehinggat mengakibatkan tanah menjadi lapuk. Tata letak geografis Indonesia terletak pada cincin api pasifik yang merupakan jalur gempa teraktif di dunia dan berada di atas 3 tumbukan lempeng benua. Lempeng tersebut adalah Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Dalam Tugas Akhir penulis akan membuat sistem pendeteksi tanah longsor menggunakan sensor Rotary encoder dengan cara mendeteksi pergseran tanah dengan rotary encoder berbasis IoT. Sensor ini bertujuan untuk menghitung pergesrean tanah dengan rentang waktu pengiriman ke Antares setiap 17 detik.
Pengujian sensor pendeteksi tanah longsor dilakukan pada sebuah tempat simulasi. Pertama dilakukan pengujian kalibrasi sensor untuk mendapat nilai pergeseran tanah (L) untuk setiap satu sinyal pulsa rotary encoder. Kedua dilakukan simulasi akan meniru tanah longsor dengan jenis runtuhan (falls). Tanah yang digunakan pada pengujian ada 2 dengan ? Tanah A = 974,02 kg/m3 dan ? Tanah B = 1.182,74 kg/m3. Setelah itu di cari nilai akurasi dari hasil pengukuran rotary encoder untuk Tanah A dan Tanah B.
Dari hasil kalibrasi sensor persamaan koreksi kalibrasi L = 0,3208n-0,2744. Dari hasil simulasi tanah longsor nilai akurasi hasil pengukuran rotary encoder terhadap pengukuran pergeseran tanah Tanah A sebesar 86,49% dan Tanah B sebesar 83,08%.