Manusia sebagai makhluk sosial, hidup berkelompok sudah menjadi naluri manusia sejak mereka dilahirkan untuk berkumpul dengan manusia lainnya. Komunitas merupakan sebuah kelompok dalam lapisan masyarakat, yang memiliki ciri tersendiri dalam mengekspresikan kesamaan minat dalam kebersamaannya. Terbentuknya sebuah komunitas terjadi karena adanya tujuan yang hendak dicapai melalui komunitas tersebut. Kemunculan Komunitas Vespa ekstrim Gejlig Independent bertujuan untuk menjadi wadah perkumpulan bagi para scooterist vespa ekstrim untuk berkreasi, melakukan hal-hal positif dan merubah citra negatif yang ada pada masyarakat terhadap vespa ekstrim yang dianggap sebagai perlawanan terhadap kemapanan ditengah budaya mainstream yang begitu hedonis dan materialistis, karena penampilan mereka yang dianggap lusuh atau urakan. Dari Interaksi diri manusia (the self) dengan orang lainnya (society) tersebut terjadi proses pembentukan makna dari pesan yang disampaikan. Interaksi yang dilakukan antara manusia satu dengan manusia lainnya menjadi cara dia memaknai dunia dan dirinya sendiri (the self). Dikarenakan setiap orang memiliki konsep dirinya masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek dan faktor-faktor yang membentuk konsep diri dari para scooterist komunitas vespa ekstrim dan bagaimana diri (the self) dan masyarakat sekitarnya (society). Scooterist ekstrim ini memiliki konsep diri yaitu rasa kebersamaan, solidaritas, dan kekeluargaan, hal tersebut mempengaruhi bagaimana cara mereka memperlihatkan konsep dirinya dengan gaya hidup yang mereka jalani dalam komunitasnya. Faktor yang mempengaruhi konsep diri para scooterist komunitas vespa ekstrim SCOOTERIST GEJLIG INDEPENDENT tersebut adalah significant others dan reference group.
Kata kunci : Vespa Ekstrim, Konsep diri, Fenomenologi