Kereta sorong adalah wahana kecil untuk membawa barang yang biasanya mempunyai satu roda saja. Gerobak didesain untuk didorong dan dikendalikan oleh seseorang menggunakan dua pegangan di bagian belakang gerobak. Pada masa lalu Gerobak juga dibantu dorongan angin yang ditangkap oleh sebuah layar yang dipasang di bagian atas gerobak. Gerobak ini membagi beban bawaan antara roda dengan penggunanya, sehingga memungkinkan seseorang membawa barang yang lebih berat dan lebih besar dibanding dia membawanya langsung tanpa gerobak tangan (mirip cara kerja pengungkit kelas dua). Gerobak tangan tradisional cina mempunyai satu roda besar di tengah yang menyangga seluruh beban. Penggunaan gerobak tangan sangat umum di bidang Konstruksi dan Perkebunan. Kapasitas yang umum dari gerobak tangan adalah sekitar 170 liter.
Gerobak tangan beroda dua lebih stabil pada permukaan tanah, sedangkan gerobak tangan beroda tunggal mampu bermanuver lebih lincah di tempat yang terbatas atau pada tanah miring. Penggunaan gerobak roda satu juga memudahkan pengguna untuk mengosongkan isi muatan.
Kerata sorong memiliki berbagai macam jenis dan bentuk sesuai fungsi masing masing tetapi masih terdapat kesalahan dalam hal kenyamanan dan keamanan kereta sorong tersebut atau kurang ergonomisnya.
Dalam kasus ini penulis menggunakan metode observasi dengan melakukan survey ke daerah cikoneng kabupaten Bandung yang mana terdapat kegiatan pembangunan perumahan.
Kata kunci: Pembangunan, Gerobak Sorong, Ergonomi