Ajaran etika rasanya sudah sedemkian populer dikalangan masyarakat luas. Hanya saja dari kalangan manakah sebenarnya sumber norma etika itu? Belum tentu semua orang memahaminya. Umumnya, mereka bersumsi bahwa etika bersumber dari ajaran Filsafat atau ajaran agama-agama di dunia. Padahal yang tidak kalah krusialnya adalah yang bersumber dari nilai-nilai yang dikenal dengan istilah local wisdom.
Dengan dasar tersebut, buku ini hadir membahas etika bisnis sesuai ajaran Rasulullah dengan mengangkat juga nilai kearifan lokal. Sebagaimana banyak mempengaruhi aktivitas bisnis di kalangan etnis Minangkabau, Madura, dan Bugis di Indonesia. Bahkan Juga di kalangan etnis keturunan Tionghoa yang tidak sedikit jumlahnya di Nusantara ini.
Dalam era globalisasi yang ditandai dengan kesupercanggihan teknologi dan informasi, kehadiran etika bisnis sudah sangat mendesak sekali karena dalam realitas penodaan nilai etika telah merambah ke berbagai ranah kehidupan, terutama dalam ekonomi dan bisnis. Hati nurani para pelaku bisnis telah sedemikian tumpul, buta, tuli, tidak lagi peka mnyuarakan nilai-nilai kebajikan yang menghormati harkat kemanusiaan dan mahluk Tuhan lainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi atau meminimalisir praktik-praktik itu, buku ini menghadirkan konsep etika bisnis yang dipandun ajaran wahyu, sekaligus juga pesan moral yang bisa digali dari ajaran kearifan lokal yang juga sarat dengan nilai kebajikan.