Provider telekomunikasi di Indonesia mulai gencar meningkatkan penetrasi fixed broadband melalui kabel fiber optik dengan teknologi yang dinamakan dengan passive optical network (PON). Tantangan penyedian fixed broadband ini membutuhkan kecepatan dan juga pembangunan jaringan broadband yang handal untuk meminimalisir biaya dan juga redaman (loss). Metodologi yang digunakan dalam perancangan jaringan akses FTTH dalam penelitian ini menggunakan konfigurasi star dikarenakan memiliki kelebihan dalam kemudahan instalasi serta menggunakan dual stage passive splitter karena dapat memaksimalkan panjang kabel hingga 20 Km. Perhitungan ini dilakukan terhadap parameter kelayakan dan performasi sistem perancangan FTTH. Power Link Budget dan Rise Time Budget untuk kelayakan sistem. Nilai tersebut dihitung secara manual dan dibandingkan dengan dengan Optisystem. Selain itu parameter lainya adalah Bit Error Rate (BER) untuk performasi sistem. Parameter ini dapat dilihat dengan membuat simulasi pada Optisystem. Hasil perancangan dihasilkan nilai power link budget downstream sebesar -14.652 dan upstream -15.825 untuk Cluster Cemara dengan perhitungan manual. Untuk simulasi pada Optisystem nilai downstream -20.533 dan upstream -5.032 untuk Cluster Cemara. Nilai power link budget downstream untuk Cluster Cempaka sebesar -14.618 dan upstream -15.925 dengan perhitungan manual. Untuk simulasi pada Optisystem nilai downstream -20.569 dan upstream -5.072 untuk Cluster Cempaka. Nilai tersebut masih dikatakan layak karena masih diatas -28 dBm. Untuk perhitungan rise time budget tidak melebihi batas minimal 70% NRZ dan bit error rate tidak melebihi 10-9.