Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan tradisi budaya. Kekayaan tradisi yang dimiliki Indonesia dapat terlihat dari keberagaman budaya yang memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masyarakat suku Sunda dengan kepercayaannya pada hal-hal gaib menjadikan setiap kebudayaan memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh kebudayaan lain. Banyaknya kesenian yang ada di daerah Priangan Jawa Barat tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan setiap kesenian dan kebudayan. Salah satu kesenian yang sudah hampir punah dan dilupakan masyarakat adalah kesenian Terebang. Kesenian Terebang termasuk salah satu kesenian bernafaskan islam, melalui penggunaan syair shalawat yang diambil dari kitab Barzanji. Fokus penelitian ini adalah menjelaskan tentang bagaimana komunikasi budaya berlangsung di lingkungan masyarakat dalam upaya mempertahankan kesenian Terebang secara turun temurun sebagai warisan budaya nenek moyang di wilayah Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi dan didukung oleh paradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai data primer serta studi literatur sebagai data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah setiap komunikasi yang dilakukan sebagai upaya pelestarian terjadi secara alamiah tanpa paksaan dari dan murni atas dasar keinginan sendiri. Bentuk komunikasi yang dilakukan berupa ajakan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap upacara kesenian. Ajakan tersebut menumbuhkan ketertarikan individu untuk dapat mempelajari sebagai upaya pelestarian kesenian Terebang ke generasi selanjutnya.