Gereja merupakan bangunan yang menjadi tempat ibadah umat nasrani. Dalam kegunaannya secara akustik, gereja tergolong sebagai room of speech dan musical building. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan akustik di dalam gereja, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja akustik dengan memperoleh parameter objektif pada pengukuran langsung di lapangan dan parameter subjektif yang didapat dari pendapat subjektif seseorang sebagai acuan. Gereja yang digunakan sebagai objek penelitian adalah gereja GKP Dayeuhkolot, GKI Pos Jemaat Kopo, dan GKP Awiligar. Parameter obejktif yang digunakan adalah bising latar belakang (Background Noise), RT (Reverberation Time), EDT (Early Decay Time), D50 (Definition), dan C80 (Clarity). Berdasarkan dari hasil pengukuran langsung dari ketiga gereja,nilai NC yang didapat berkisar NC 30 – NC 50, nilai RT 0.743-2.636 s, nilai EDT 0.068-1.558 s, nilai D50 14.756-74.008 %, dan nilai C80 bernilai -3.37 - 6.95 dB. Data pengukuran objektif belum memenuhi kriteria standar berdasarkan nilai acuan pada parameter objektif yang sesuai dengan standar kenyamanan. Dalam pengukuran subjektif, Metode soundscape dilakukan sebagai pendekatan perspektif seseorang terhadap parameter subjektif akustik. responden diminta untuk mendengarkan sampel suara dari tiga objek pengukuran. Tiga objek pengukuran tersebut terdiri dari GKP Dayeuhkolot, GKI Pos Jemaat Kopo, dan GKP Awiligar. Selanjutnya, responden diminta untuk menjawab pertanyaan terkait performansi akustik terhadap kenyamanan beribadah. Hasil dari penilaian subjektif akan dilihat melalui presentase sesuai dengan penilaian dari skala likert. Dalam hasil pengukuran parameter subjektif dari aspek seluruh aspek yang diujikan hasilnya memiliki penilaian cenderung baik dari setiap aspek, hal tersebut dikarekanakan dari hasil peniliaian parameter subjektif pada skala cenderung baik, baik, dan sangat baik dipilih lebih dari 50% responden.