Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang dimana bisa dipastikan dengan budayanya yang beragam. Kebudayaan yang diwariskan oleh leluhur dan diterapkan dari generasi ke generasi, membuat tidak sedikit masyarakat yang sampai saat ini masih menerapkan adat-istiadat kebudayaan leluhur demi menjaga kearifan lokal, salah satunya masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar. Kasepuhan Ciptagelar memiliki keunikan yang mana budaya modern dan budaya lokal berjalan berdampingan di satu tempat dan masyarakat Ciptagelar dapat menyeimbangkannya. Dalam keluarga, semua jabatan yang ada di Ciptagelar diturunkan kepada generasi selanjutnya berdasarkan darah keturunannya. Dengan begitu, setiap keluarga memiliki tugas dalam menjaga kearifan lokal dengan mengajarkan anaknya mengenai adat-istiadat tersebut di era globalisasi yang mana telah muncul teknologi ke dalam lingkungan masyarakat Ciptagelar. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana pola komunikasi keluarga dalam menjaga kearifan lokal di era globalisasi. Subjek penelitian ini yaitu 3 keluarga di Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar. Teknik analisis data yang digunakan menurut Miles dan Huberman yakni data reduction, data display, dan conclusion drawing/verificaton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pada orientasi konformitas tinggi yang dilakukan oleh orangtua di Kasepuhan Ciptagelar menunjukkan bahwa orangtua memaksakan anaknya untuk mengikuti seluruh aturan adat yang berlaku di Ciptagelar, seperti mengikuti cara bertani di Ciptagelar yang dilakukan secara tradisional. Sedangkan orientasi percakapan tinggi yang dilakukan oleh orangtua di Kasepuhan Ciptagelar menunjukkan bahwa orangtua sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan anaknya mengenai pengetahuan tradisi dan adat istiadat yang berlaku, dengan cara membawa anak dari usia dini dan melibatkannya secara langsung.
Kata Kunci : Pola Komunikasi Keluarga, Orientasi Konformitas, Orientasi Percakapan.