PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perikanan khususnya dalam budidaya ikan lele. PT. X berdiri sejak 2010 dan berlokasi di Masaran, Sragen. PT. X masih menggunakan metode konvensional dalam melakukan budidaya ikan lele. Budidaya lele bisa dilakukan dengan teknologi bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk memilih antara budidaya lele dengan metode konvensional dan budidaya lele dengan teknologi bioflok, ditinjau dari aspek proses bisnis, produktivitas, finansial dan risiko. Pengumpulan data yang diperlukan dengan melakukan wawancara kepada pemilik budidaya ikan lele. Hasil dari perhitungan aspek proses bisnis, didapatkan efisiensi metode konvensional 57% dan teknologi bioflok 72%. Hasil perhitungan aspek produktivitas didapatkan FCR metode konvensional 1,16 dan teknologi bioflok 0,86, SR metode konvensional 90% dan teknologi bioflok 96%, Kg/m3 metode konvensional 32,73 dan teknologi bioflok 83,62. Hasil perhitungan dari aspek finansial didapatkan rata-rata keuntungan dalam satu tahun/10m3 metode konvensional Rp 5.218.926 dan teknologi bioflok Rp 14.554.539, NPV metode konvensional Rp 14.922.693 dan teknologi bioflok Rp 23.946.956, IRR metode konvensional 29,1% dan teknologi bioflok 49,2%, BCR metode konvensional 1,04 dan teknologi bioflok 1,09, PBP metode konvensional 2,32 tahun dan teknologi bioflok 1,69 tahun. Hasil perhitungan dari aspek risiko didapatkan hasil risiko produksi metode konvensional 1,82% dan teknologi bioflok 1,85%, risiko pendapatan metode konvensional 1,39% dan teknologi bioflok 1,83%. Berdasarkan pertimbangan dari semua aspek yang terkait untuk memilih budidaya ikan lele, teknologi bioflok lebih optimal untuk dijalankan dalam budidaya ikan lele.
Kata Kunci : Memilih, budidaya, metode konvensional, teknologi bioflok, proses bisnis, produktivitas, finansial, risiko