Penggunaan sistem informasi adalah suatu keharusan dalam suatu organisasi, termasuk dalam industri perawatan kesehatan. Penggunaan data informasi kesehatan digital membuat keamanan informasi sangat penting bagi penyedia layanan kesehatan. Data kesehatan saat ini adalah target dari pelanggaran keamanan karena di nilai lebih tinggi dari informasi kartu kredit. Penyebab utama dari pelanggaran keamanan ini adalah akses ilegal (unauthorized access) yang berasal dari internal perusahaan. Akibatnya, perusahaan perlu mengembangkan dan memperbaiki budaya keamanan informasi untuk mengurangi pelanggaran keamanan dan menjaga informasi kesehatan pasien tetap aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis budaya keamanan informasi pada penyedia layanan kesehatan. Dalam penelitian ini, menggunakan sampel fasilitas kesehatan klinik pratama Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis data berupa Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Data dari penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan dengan cara menyebar kuesioner kepada sejumlah karyawan di fasilitas kesehatan yang dijadikan sampel. Data diolah dengan software wrapPLS 6.0 dengan melakukan evaluasi model pengukuran, model struktural dan model fit indeks. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling menunjukkan bahwa faktor management, knowledge, security behavior, attitude mempengaruhi budaya keamanan informasi di lingkungan penyedia layanan kesehatan klinik pratama Kota Bandung.
Keywords: Keamanan Informasi, budaya, perilaku, layanan kesehatan