Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia menurut hasil survey yang di lakukan oleh APJII pada tahun 2017 menunjukan pertumbuhan pengguna internet yang terus meningkat . Perkembangan teknologi informasi ini telah mengubah strategi bisnis dunia usaha. Salah satunya layanan internet banking yang di sediakan oleh perbankan. Namun pada kenyataannya para nasabah masih banyak
yang belum menggunakan internet banking, dan masih banyak yang memilih ke kantor cabang atau mesin ATM terdekat untuk melakukan transaksi perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat masyarakat pedesaan (rural) Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki rekening dalam mengadopsi layanan internet banking dengan menggunakan model UTAUTdengan budaya (culture) sebagai moderator.Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan cara sampel diambil secara acak.
Pengumpulan data yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan covariance based SEM dengan software WarpPLS 5.0 menggunakan uji outer model dan inner model.Responden pada penelitian ini sebanyak 301 dengan menyebarkannya secara offline dan online di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Kota Tanjungpinang, Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Hasil pengolahan data menunjukan hubungan yang signifikan antar variabel. Kecuali, variabel Trust terhadap Use Intention.
Kata kunci: Budaya Hofstade, internet banking,rural,UTAUT Modifikasi, ,
WarpPLS 5.0