Sebelum ditemukannya pewarna sintetis, bangsa Indonesia telah memanfaatkan dan mengolah berbagai jenis tumbuhan menjadi zat pewarna untuk keperluan tekstil. Zat pewarna alam memiliki banyak kelebihan, namun tingkat ketahanan luntur zat pewarna alam terkadang tidak sesuai untuk penggunaan tekstil modern karena mayoritas zat warna alam luntur bahkan ketika diaplikasikan bersama zat mordan. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, khususnya bahan-bahan yang berpotensi sebagai pewarna alami. Dua di antaranya adalah kunyit dan rumput laut cokelat dalam bentuk sodium alginat. Umbi kunyit mengandung zat kurkumin yang dapat menghasilkan warna kuning, sedangkan alginat berpotensi sebagai pengental pada cat tekstil. Berdasarkan data survei dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor fesyen merupakan kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua di Indonesia. Selain itu, pasar penggunaan pewarna alami pada produk fesyen dewasa ini sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan cat tekstil alami berbahan kunyit dengan alginat sebagai pengental cat yang akan diaplikasikan pada produk fesyen berupa outerwear wanita menggunakan teknik lukis. Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan metode eksperimental, yaitu observasi, studi literatur, dan wawancara. Hasil eksperimentasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dari bubuk kunyit segar secara visual tampak lebih pekat jika dilarutkan dengan larutan alginat dan diberi perlakuan post-mordanting setelah pewarna mengering. Peneliti berharap penelitian ini akan bermanfaat bagi mahasiswa dan peneliti yang ingin mendalami tentang pewarna alam atau wirausahawan home industry yang bergerak di industri tekstil.
Kata kunci: Kunyit, sodium alginat, cat tekstil, produk fesyen.