Teknologi Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan sebuah teknologi yang berkembang sangat pesat dalam bidang telekomunikasi. Saat ini, hampir setiap institusi, kampus maupun sekolah telah menggunakan teknologi WLAN. Salah satunya adalah SMA Negeri 1 Cibungbulang yang bertempat di Kabupaten Bogor. Peran WLAN saat ini sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa. Namun, kondisi jaringan yang telah ada saat ini tidak dapat mengcover seluruh area sekolah dengan baik. Sehingga diperlukan perencanaan ulang jaringan beserta optimasi penempatan access point agar seluruh area sekolah dapat tercover oleh jaringan dengan baik khususnya pada area ruang kelas sekolah.
Dalam pengerjaan Proyek Akhir ini telah dibuat perencanaan ulang jaringan WLAN dan optimasi penempatan access point pada area SMAN 1 Cibungbulang. Pengerjaan Proyek Akhir ini menggunakan beberapa software pendukung seperti InSSIDer dan Radiowave Propagation Simulator (RPS). Software InSSIDer digunakan saat melakukan walktest sebagai pengukur daya terima sinyal pada kondisi existing dan juga walktest pada saat melakukan optimasi. Perhitungan prencanaan covearge area yang digunakan dalam pengerjaan Proyek Akhir ini adalah model propagasi COST 231 Multiwall Model Indoor dimana pengaruh redaman pada dinding dan material bangunan lainnya diperhitungkan agar hasil dari perhitungan mendekati keadaan sebenarnya. Sebelum dilakukan implementasi penempatan access point di SMAN 1 Cibungbulang, dilakukan simulasi coverage area dengan menggunakan software RPS. Dari hasil simulasi dapat dihasilkan ratarata kuat sinyal yang diterima oleh user. Hasil simulasi tersebut digunakan sebagai titik acuan penempatan access point untuk diimplementasikan di sekolah.
Berdasarkan hasil realisasi dan pengukuran dapat disimpulkan bahwa jumlah access point yang diperlukan untuk mengcover seluruh area SMAN 1 Cibungbulang adalah sebanyak 6 buah access point dengan radius sel maksimum per access point 32m. Kuat sinyal rata-rata yang diterima oleh setiap user berdasarkan hasil walktest setelah dilakukan optimasi adalah -63 dBm dan beberapa tempat dengan kuat sinyal paling minimum sebesar -48 dBm.