PT. Pindad merupakan salah satu perusahaan dibawah naungan BUMN yang memproduksi produk militer dan komersial di Indonesia, salah satunya memproduksi komponen perkeretaapian seperti produk shoulder, base plate dan e-clip. Berdasarkan data historis pada periode Januari 2017 – Desember 2018, diketahui produk shoulder memiliki rata-rata defect paling tinggi dan melebihi batas toleransi yang ditetapkan perusahaan. Toleransi produk defect yang ditetapkan perusahan sebesar 2%, sementara produk shoulder memiliki rata-rata defect sebesar 5,22%. Jenis defect inklusi pasir merupakan salah satu jenis defect yang sering terjadi. Maka dari itu penelitian akan berfokus terhadap proses yang menyebabkan defect inklusi pasir menggunakan metode Six Sigma dengan tahap DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Terdapat 6 buah CTQ yang diperoleh dari hasil kuesioner delphi untuk tahap definisi masalah. Pada tahap measure dilakukan perhitungan stabilitas proses menggunakan peta kendali p dengan memastikan data berada di dalam batas kendali, dan perhitungan kapabiltas proses untuk menentukan nilai DPMO dan nilai sigma. Nilai sigma yang diperoleh sebesar 4,35 dan masih perlu dilakukan peningkatan agar mendekati 6 sigma. Tahap analyze dilakukan menggunakan fishbone diagram dan 5 why’s yang kemudian didapatkan faktor man, method, machine dan material sebagai akar penyebab masalah. Selanjutnya dilakukan analisis FMEA untuk menentukan prioritas perbaikan melalui nilai RPN yang tertinggi. Usulan perbaikan yang dilakukan pada tahap improve yaitu perancangan alarm display dengan Poka-yoke, pembuatan penjadwalan pemeliharaan dan pengecekan pipa air sand mixer dan pembuatan display sebagai pengingat pengecekan gatting system.
Kata Kunci: Shoulder, Inklusi Pasir, Six sigma, DMAIC, CTQ, Poka-yoke