Didalam pembuktian perkara tindak pidana yang berkaitan dengan kasus tindak asusila, dan pembunuhan, pada kasus ini aparat penegak hukum memiliki peran untuk mengungkap suatu tindak pidana yang terjadi. Bite mark adalah sebuah bekas gigitan dari pelaku yang tertera pada kulit korban dalam bentuk luka. Bidang yang ahli dalam menangani proses identifikasi bite mark ini ialah forensik kedokteran gigi (odontology forensic). Adapun hambatan untuk proses identifikasi bite mark yaitu prosesnya yang membutuhkan waktu lama dan untuk menganalisisnya menggunakan kasat mata. Oleh karena itu, dibutuhkan pengolahan citra pola bite mark untuk mendapatkan ketepatan identifikasi jenis kelamin pelaku atau korban kriminalitas dengan membutuhkan waktu yang cepat menggunakan software aplikasi. Parameter lengkung gigi yang digunakan dalam menentukan jenis kelamin pada bite mark yaitu jarak interkanin, intermolar, canine depth, molar depth.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengklasifikasikan bekas gigitan berdasarkan jenis kelamin. Penulis melakukan perancangan sistem untuk identifikasi jenis kelamin laki-laki dan perempuan menggunkan citra bekas gigitan dengan metode Adaptive Region Growing untuk ekstraksi ciri yang kemudian diklasifikasikan menggunakan K-Nearest Neighbor (K-NN). Citra bite mark yang digunakan adalah hasil akuisisi menggunakan kamera Nikon DSLR D5100 dan mini studio untuk proses penggambilan datanya. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada 20 mahasiswa S1 Teknik Telekomunikasi 2015 dengan rentang usia 21 sampai 22 tahun diperoleh 240 data dengan masing-masing individu menghasilkan 5 data uji atau postmortem dan 7 data latih atau antemortem.
Hasil penelitian ini menghasilkan akurasi tertinggi sebesar 84% dan waktu komputasi 42,74 detik/citra dengan menggunakan parameter threshold 70, nilai erosi 0.5, K=3 dengan rumus cosine.
Kata kunci : Adaptive Region Growing, K-Nearest Neighbor, Bite marks, odontology forensic.