ABSTRAK
Kekurangan lahan terbuka hijau merupakan salah satu akibat dari kepadatan penduduk di perkotaan. Hal tersebut membuat masyarakat harus semakin aktif dan kreatif dalam memanfaatkan lahan dan inovasi dari perkembangan teknologi. Terdapat banyak sistem yang diciptakan sebagai solusi untuk permasalahan sosial dan lingkungan, salah satunnya adalah Urban Farming. Urban Farming adalah sistem tani dan pemanfaatan lahan sempit di tengah kota. Namun dalam pemanfaatannya, diperlukan kesadaran dan konsistensi oleh masyarakat agar sistem tersebut dapat diimplementasikan sehingga membawa manfaat untuk warga dan lingkungan sekitarnya. Dalam proses implementasi tersebut, terdapat strategi komunikasi yang dibutuhkan untuk mensosialisasikan sistem Urban Farming sehingga menjadi program bakti lingkungan yang tepat guna dan meningkatkan produktivitas Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang terkait baik dalam sistem maupun penelitian.
Penelitian ini menggunakan model perancangan komunikasi Everett M. Rogers untuk memahami makna difusi inovasi dan tahapan-tahapan perancangannya yang meliputi tahap awal, proses, persuasi, dan keputusan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif untuk menjabarkan rumusan permasalahan agar menjadi sebuah penelitian yang membawa manfaat berdasarkan hasil analisa terhadap wawancara yang dilakukan dengan narasumber dan menetapkan komunikator yang membawa pembaharuan ke lingkungannya dengan upaya sosialisasi, kontribusi dan konsistensi didukung sumber daya manusia yang memadai.
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Implementasi, Sistem Urban Farming