Masyarakat kota Tuban, Jawa timur mengolah benang tukel tersebut hanya untuk dijadikan bahan baku pembuatan tenun dengan cara meyatukan benang-benang tersebut dengan bantuan alat Tenun gedog agar menjadi lembaran kain. Kemudian, adanya satu material yang dihasilkan oleh masyarakat Tuban, yang mempunyai karakteristik unik dan berbeda dengan kain-kain tenun gedog lainnya. Adalah Tenun gedog seser yang mempunyai karakteristik struktur tenunan yang sangat renggang, permukaan kain yang kasar, dan tampilan kain terlihat lusuh dan tua. Masyarakat Tuban sendiri dulu menggunakan kain Tenun seser ini sebagai alat untuk menyeser atau menyaring ikan di tepi laut, dan hingga saat ini masyarakat Tuban masih belum banyak yang melakukan pengolahan dan pembaharuan terhadap kain Tenun gedog seser selain dijadikan sebagai selendang.
Berdasarkan data diatas penelitian ini difokuskan pada pengolahan benang tukel dengan menggunakan pewarna alam dan teknik sulam. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, dimana proses pengumpulan data nya peneliti melakukan studi literatur dari buku-buku, karya ilmiah, melakukan eksperimen pewarnaan menggunakan beberapa pewarna alam yang biasa digunakan oleh masyarakat Tuban dan melakukan proses wawancara dengan salahsatu pengrajin Tenun di Tuban.
Maka penelitian ini menghasilkan sebuah inovasi baru yaitu pengembangan desain terhadap kain Tenun seser dan teknik baru dalam pengaplikasian benang tukel yang diaplikasikan kedalam produk fashion dengan memadukan gaya Rustic-Romantic dengan motif Panji konang khas kota Tuban.
Kata kunci: Benang tukel, Kain Tenun Seser, Sulam, Pewarna alam.