Kecurangan merupakan perbuatan yang disengaja seseorang atau kelompok untuk mendapat keuntungan. Kecurangan laporan keuangan merupakan salah satu jenis kecurangan yang sering terjadi. Kecurangan laporan keuangan dilakukan dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik atau yang lebih buruk dari sebenarnya. Perusahaan industri dasar dan kimia cenderung memiliki risiko kecurangan yang lebih besar dibandingkan jenis perusahaan manufaktur lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial stability (ACHANGE), tekanan eksternal (LEV), ineffective monitoring (BDOUT), dan opini audit (AUDREPORT) terhadap indikasi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2013 – 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia. Teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh 36 perusahaan dengan periode penelitian 2013 - 2017. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik dengan menggunakan software SPSS versi 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Financial Stability (ACHANGE), Tekanan Eksternal (LEV), Ineffective Monitoring (BDOUT), dan Opini Audit (AUDREPORT) berpengaruh signifikan terhadap Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan. Sedangkan secara parsial, Ineffective Monitoring (BDOUT) berpengaruh signifikan positif terhadap Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan, sementara Financial Stability (ACHANGE), Tekanan Eksternal (LEV), dan Opini Audit (AUDREPORT) tidak berpengaruh terhadap Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan.
Kata kunci : Financial Stability, Tekanan Eksternal, Ineffective Monitoring, Opini Audit, Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan