Secara umum, pada edisi kelima ini kami mengadopsi konsep “empat subbidang” yang digunakan Amerika dalam menempatkan antropologi sebagai disiplin ilmu secara umum, dengan subdisiplin khusus: antropologi linguistik, arkeologi, fisik, dan budaya. Kami memahami bahwa pada awal abad ke-21, konsep empat subdisiplin sangat ditekankan, dan kami mendiskusikan hal tersebut pada bagian kesimpulan. Namun demikian, karena di Amerika Utara mayoritas mempertahankan bidang antropologi budaya, maka dari itu buku ini juga berfokus pada subbidang ini walaupun tidak secara eksklusif. Di dalamnya kami juga membahas bagian penting dari antropologi fisik, linguistik, dan arkeologi yang bermanfaat bagi seluruh mahasiswa antropologi. Tidak seperti kebanyakan buku teks lainnya, pembahasan kami tidak dimulai dari abad ke-18 atau 19, melainkan dari zaman purba, dalam pengertian bahwa semua subdisiplin antropologi berasal dari peradaban Barat.
Dalam edisi kelima Sejarah Teori Antropologi terdapat perubahanperubahan yang inovatif dan memudahkan pembaca, misalnya sesi baru mengenai antropologi pada era digital, feminisme, serta gender dan seksualitas. Secara keseluruhan isinya pun telah mengalami pembaruan, termasuk bagian kesimpulan, sumber referensi, dan rekomendasi bacaan. Kami berharap perubahan-perubahan tersebut membuat edisi baru ini lebih menarik dan mudah untuk digunakan oleh para pengajar dan pelajar.
Apabila pembahasan dalam buku ini terkesan terbagi dalam menggambarkan pengaruh sejumlah individu dan “sekolah” tertentu, itu bukanlah sebuah kesalahan, melainkan kami ingin menunjukkan sebuah konsesus bahwa dalam perkuliahan sejarah antropologi dan teori antropologi di perguruan tinggi, “para pendiri”, teori-teori dan teoritikus yang “penting” diulas secara lebih mendalam. “Nenek moyang” ini mendapatkan fokus khusus dalam teks seperti ini, sepanjang gagasan mereka terus memberikan koherensi intelektual dan titik acuan sejarah bagi pelajar antropologi