Kita sedang menyaksikan tumbuhnya kesadaran spiritual di dunia korporat dan kehidupan kerja. Mulai diyakini, kesadaran spiritual diperlukan sebagai kekuatan untuk mengatasi efek sitem kapitalisme pada pemikiran bisnis dan manajemen yang merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Para eksekutif perusahaan dan kalanan akademis perlu menumbuhkan kesadaran spiritual ini melalui program spiritual perusahaan. Jika motif-motif spiritual iniberhasil “disuntikkan” lewat program ini, maka kapitalisme akan menunjukkan wajahnya yang lebih spiritual.
Islam menewarkan perspektif dimana spiritual perusahaan berangkat dari konsepsi manusia yang membawa misi kepemimpinan di bumu (khalifatul ardh). Perusahaan adalah sarana manusia untuk menjalankan misi ini melalui penyelenggaraan kegiatan produksi baranga ataupun jasa yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia, dengan memelihara dan mengembangkan planet bumi ini sebagai tempat kehidupan manusia kepada keridhaan pencipta-Nya. Ini menuntut tanggung jawab perusahaan untuk ikut dalam pelestarian dan pengsyssn keimanan (faith), kehidupan (ife), akal (intellect), keturunan atau generasi mendatang ( posterity), dan kekayaan (wealth). Selain juga perlu mengendepankan persaudaraan, persamaan, cinta kasih dan keadilan.
Konsepsi manusia semaca, itu mengintegrasikan spiritualitas (spirituality), kepemimpin (leadership), dan imu pengetahuan (science) sebagai kunci sukses untuk menjalankan misi. Perushaan semakin membutuhkan para eksekutif bisnis yang mampu mengintergrasikan ketiga hal tersebut sebagai sumber lainnya kearifan baru, terutama di tengah rusanya lingkungan hidup yang mengancam kehidupan global dibumi serta semakin melebarnya kesenjangan social.