Berinvestasi pada sub-sektor pertambangan logam dan mineral masih dinilai cukup menjanjikan. Saham ANTM, INCO, dan TINS dinilai paling prospektif pada 2018 seiring dengan membaiknya fundamental masing-masing emiten dan penguatan harga komoditas logam. ANTM, INCO, dan TINS adalah tiga emiten yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, Sub Sektor Pertambangan Logam dan Mineral yang masuk ke dalam Indeks KOMPAS100 (No. Peng-00698/BEI.OPP/07-2018).
Tesis ini menganalisis harga wajar ketiga saham perusahaan di Sub Sektor Pertambangan Logam dan Mineral ini menggunakan metode Discounted Cash Flow pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan Relative Valuation (RV), lalu memberikan rekomendasi kepada investor apakah ketiga nilai saham tersebut berada pada kondisi overvalued, fairvalued, atau undervalued dan merekomendasikan tindak-lanjut terhadap hasil valuasi tersebut.
Dasar estimasi adalah analisis laporan keuangan ketiga perusahaan pada periode 2013 sampai dengan 2017, untuk melakukan valuasi harga wajar saham pada tahun 2018 dan ekstensi estimasi harga saham pada tahun 2019.
Dengan pendekatan DCF-FCFF didapatkan hasil bahwa saham ANTM berada pada posisi undervalued pada semua skenario. Harga saham INCO berada pada posisi overvalued pada semua skenario. Sementara itu, harga saham TINS berada pada posisi overvalued di semua skenario.
Dengan pendekatan PER, didapatkan hasil bahwa saham ANTM berada pada posisi overvalued pada semua skenario. Saham INCO juga berada pada posisi overvalued pada semua skenario. Sementara itu, TINS berada pada posisi undervalued untuk semua skenario.
Melalui pendekatan PBV didapatkan hasil valuasi bahwa harga saham ANTM berada pada posisi undervalued pada semua skenario. INCO berada pada posisi undervalued pada semua. TINS berada pada posisi undervalued pada semua skenario.