Buku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama membahas tentang bisnis udara Indonesia, bab dua tentang kedirgantaraan dalam sayap industri Indoneisa, dan yang terakhir bab tiga tentang penumpang bandara dan kaleidoskop penerbangan.
Sungguh tahun 2011 lansekap bisnis penerbangan di tanah air saat ini mengalami kondisi pertumbuhan yang kondusif mengingat pencapaian hasil jumlah penumpang pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup significant dibanding pada tahun 2008, naik sebesar 16% dan prediksi itu mendekati kebenaran, apalagi setelah traffic penumpang paska liburan sekolah bulan Juli dan Lebaran bulan September 2011 data traffic memang sangat memuaskan. Berikut figure jumlah penumpang masa 2 minggu arus mudik dan balik Lebaran 2010 jumlah penumpang angkutan Udara Bulan September (periode pantauan 2 minggu h-7 dan h+7 ): Th. Khusus penumpang domestik tahun 2008 jumlah penumpang sebesar 37.405.083 orang naik pada tahun 2009 menjadi 43.556.083 penumpang . Selain banyaknya berdatangan beberapa armada di tahun 2009 seperti kedatangan Boeing 737/seri 900 ER Lion Air, tambahan Boeing 737 Seri 800 NG Garuda Indonesia serta tambahan beberapa armada Airbus 320 Mandala Air dan Batavia air tentu supply seat kapasitasnya semakin banyak .
Beberapa maskapai komuter intra kepulauan seperti Susi Air, Tri Nusa Air dan Wing Air juga semakin exist di bisnis penerbangan komersial antar kota intra kepulauan ini. Kita lihat saja beberapa data empiris yang saya ambil dari 2 maskapai intra kepulauan yang agak luput dari perhatian kita, yakni Susi Air dan Wing Air, mereka pada tahun 2010 ini saya analisis telah meletakkan fondasi bisnis plan sudah tepat, dalam artian mereka telah meletakkan positioning segment market yang tipis namun nilainya strategis dan nyaris tanpa saingan yang berarti. Susi Air yang awalnya didirikan pada tahun 2004 di sebuah kota kecil Pangandaran di Jawa Barat, saat ini telah mempunyai armada 20 pesawat jenis turbo propeller sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka, keluaran tahun relatif baru.