Jagat raya bermula dari kehendak Sanghyang Suwung yang misterius. Kehendak itu terekspresi melalui sabda Ong yang mengoyak kehampaan, menciptakan ruang-waktu, menyebar ke segala arah dan membentuk pusaran-pusaran energi yang menempati 8 arah mata angin. Di titik pusatnya sendiri bergetar 2 pusaran energi—yang disebut Siwa-Shakti, Rahman-Rahim, Yang-Yin, dan Lanang-Wadon di beberapa tradisi. 10 pusaran energi itu oleh leluhur Nusantara dilambangkan dengan Dasaksara, 10 aksara mistis, yang membentuk sacred geometry bernama mandala. Melalui getaran aksara-aksara itulah kehidupan tercipta. Aksara adalah cikal-bakal seluruh ciptaan.
Selaras dengan prinsip holografis, Dasaksara itu pun bersemayam di tubuh manusia selaku jagat alit yang menampung seluruh unsur jagat raya. Tubuh manusia pun tersusun dari aksara-aksara yang bergetar dan membentuk mandala, yang berpusat di inti hati tempat Sanghyang Suwung (Tuhan) bertakhta sebagai Sanghyang Atma (Ruh). Siapa yang mampu mengakses dan mendayagunakan aksara-aksara di tubuhnya, ia akan menjadi manusia yang sakti dan waskita. Lebih dari itu, siapa yang mampu menggulung semua aksara di tubuhnya dan mengembalikannya pada Sanghyang Suwung di inti hatinya, ia akan menjadi manusia sempurna, dan itulah yang disebut moksa. Inilah sesungguhnya ajaran inti Tantra, ilmu kuno Nusantara yang diyakini sejumlah kalangan sebagai ilmu tertua di dunia.
Didasarkan pada 30 lontar berbahasa Kawi, buku ini membabar hakikat Tantra, hakikat aksara dalam kehidupan, laku Tantra, hingga penyembuhan lewat meditasi aksara, hadir bagi Anda yang haus akan ilmu adiluhung warisan leluhur Nusantara.