ABSTRAK
PT WIL merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil. Salah satu mesin yang digunakan mesin Jet-Dyeing. Pada pengamatan bulan Maret hingga Oktober 2017, kapasitas produksi mesin tidak mencapai target pada Maret, Juni, Juli, Agustus dan September 2017 yang diakibatkan downtime tinggi karena kurangnya efektifnya kebijakan preventive mesin. Mesin jet dyeing memiliki sistem elektrikal dan mekanikal, dengan fokus pengamatan pada mekanikal. Sistem mekanik tersusun atas subsistem valve, driving reel, nozle valve, heat exchanger dan pompa sirkulasi. Pada mekanikal akan dipilih 3 subsistem dengan tingkat kritis tertinggi yaitu valve, heat exchanger dan driving reel. Ketiga subsistem menjadi input untuk metode RCM agar penentuan task sesuai dengan karakteristik failure-nya, untuk mendapatkan waktu optimal interval perawatan dan meminimasi biaya perawatan. Hasil RCM didapatkan kebijakan usulan mechanical seal sebelumnya memiliki waktu interval 4 bulan menjadi 8 bulan, biaya implementasi perawatan usulan keseluruhan adalah Rp 443,301,850. Yang awalnya biaya perawatan mesin jet-dyeing ini sekitar Rp 650,372,775 . Perhitungan RCS dilakukan untuk mengetaui kebutuhan jumlah suku cadang sub sistem terpilih dalam periode 1 tahun perhitungan. Untuk komponen mechanical seal sejumlah 71, silinder valve sejumlah 26, teflon sejumlah 78, packing valve sejumlah 96, bearing sejumlah 16, silinder driving reel sejumlah 10, mechanical seal driving reel sejumlah 27, packing body sejumlah 51 dan site glass sejumlah 11.
Kata kunci : Risk Matrix, Preventive Maintenance, Reliability Centered Maintenance(RCM),Reliability Centered Spares (RCS), dan suku cadang