Pengelolaan kota di masa yang akan datang, tentunya akan semakin kompleks akibat dari laju pertambahan penduduk, urbanisasi, terbatasnya jumlah sumber daya alam, dan faktor-faktor lainnya. Salah satu solusi untuk menangani permasalahan ini adalah penerapan konsep smart city, yaitu sebuah model pengembangan kota yang memiliki fungsi efektifitas dan efisiensi tinggi dengan dukungan perkembangan teknologi. Smart city ini terdiri dari banyak dimensi, salah satunya adalah smart education yang mana banyak digagas oleh perkotaan termasuk Kota Bandung. Pendidikan yang diterapkan dengan memanfaatkan potensi ICT serta dikelola secara smart diyakini dapat meningkatkan kualitas murid dan kinerja pengajar. Dengan begitu, kemampuan kota dalam menyerap teknologi untuk menciptakan pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan dapat meningkat pula.
Penelitian mengenai Smart Education sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Indrawati, Widodo, dan Amani (2017) dengan temuan variabel dan indikator terkait smart education. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan konfirmasi model dan mendapatkan nilai indeks kesiapan smart education di Kota Bandung.
Penelitian ini merupakan penelitian mix method, yaitu penelitian eksploratif berupa pengambilan data menggunakan data analytic dan penelitian deskriptif melalui pencarian data untuk mendapatkan indeks. Pengumpulan data deskriptif dilakukan dengan pencarian data best practice dan data sekunder yang dikonfirmasi melalui wawancara kepada narasumber. Narasumber tersebut dipilih menggunakan konsep quadruple helix: pemerintah, business player, researchers/expertise di bidang smart education serta user layanan pendidikan. Data analytic yang dilakukan berkaitan dengan indikator yang mempunyai tingkat tertinggi dan terendah, dengan tujuan untuk perbandingan antara data yang diambil secara luas dengan data yang diambil secara terpilih.
Penelitian ini menemukan nilai indeks kesiapan smart education di Kota Bandung terdapat pada angka 64.46, dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesiapan smart education di Kota Bandung adalah buruk, masih terdapat banyak kekurangan, namun masih dalam batas kewajaran mengingat penerapannya yang baru mencapai tahun kedua. Indikator yang memiliki nilai tertinggi yaitu implementasi sistem data terintegrasi dengan nilai capaian 73.47, sedangkan indikator yang memiliki nilai terendah adalah integrasi sensor dengan nilai capaian 43.84. Dinas Pendidikan dan Kementrian Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi terhadap seluruh kebijakan terkait implementasi smart education, baik kepada staf pengajar maupun kepada orang tua murid. Sosialisasi diperlukan agar tingkat kesadaran akan penggunaan ICT dapat membantu kegiatan belajar mengajar terpenuhi. Pemerataan skill ICT dan penyesuaian sistem belajar mengajar dengan berbasis teknologi juga perlu dilaksanakan secara berkelanjutan, sehingga kualitas dan kinerja di bidang pendidikan terus meningkat. Pemerintah terkait juga diharapkan dapat mengatur kebijakan bagi para business player untuk turut berkontribusi terhadap implementasi smart education dengan ruang gerak yang cukup.
Kata Kunci : Smart City, Smart Education, Indeks, Indeks Kesiapan