Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia: Kritik atas Nalar Agamaisasi Kekerasan

Aksin Wijaya

Informasi Dasar

18.01.1083
297
Buku - Circulation (Dapat Dipinjam)
6a

Di era digital seperti sekarang ini, masyarakat mendapat suguhan beragam berita, termasuk berita kekerasan, baik kekerasan wacana maupun kekerasan fisik. Sasaran kekerasan yang mengatasnamakan agama dan Tuhan pun melibatkan orang-orang non-Muslim atau orang-orang Barat dan orang-orang Islam sendiri yang berbeda keyakinan, aliran, pemikiran, pilihan politik, ideologi, atau kewarganegaraan. Mengapa mereka begitu yakin dan merasa absah melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan tanpa merasa salah sedikit pun.

Ada yang berpendapat, mereka melegitimasi tindakan kekerasannya itu dengan mengambil contoh peristiwa peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan umat Islam melawan kaum Yahudi di Madinah, dan melawan orang-orang kafir Makkah pada peristiwa Pembebasan Makkah. Peperangan-peperangan yang sebenarnya bersifat sosiologis dan historis itu dijustifikasi secara teologis sebagai jihad fisabilillah dan kelak mereka dijanjikan masuk surga bagi mereka yang mati syahid.

Mereka meyakini dan merasa absah melakukan tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan lebih disebabkan oleh cara mereka "menalar Islam" dan "nalar keislaman yang mengideologi". Jika "cara menalar Islam" itu sendiri membantu mereka memahami Islam dengan benar, "nalar keislaman yang mengideologi" membuat mereka meyakininya sebagai satu-satunya cara dalam memahami Islam yang paling benar. Sebab, nalar keislaman yang mengideologi pada esensinya memandang sebuah pemikiran sudah 'jadi', tanpa memperhatikan adanya 'proses menjadi'. Pemikiran yang sudah jadi itu berarti sudah final dan tidak ada lagi sesudahnya.

Sejalan dengan deskripsi dan hipotesis di atas, tulisan ini bermaksud menyingkap alasan mengapa kelompok-kelompok gerakan Islam tertentu merasa yakin dan absah melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan.


Produktivitas dan kualitas tulisan Aksin Wijaya tidak pernah berhenti mengesankan saya. Pemilihan tema yang penting, pemetaan masalah yang jelas serta analisisnya yang tajam menjadi ciri-khas tulisan-tulisannya. Buku ini menelusuri geneologi konflik keagamaan dengan tipologi yang memudahkan kita memahami problem kekerasan atas nama agama dan Tuhan dalam babakan sejarah Islam yang panjang. Karena itu, buku ini perlu dibaca dan layak diperbincangkan secara luas di pasar raya intelektual Indonesia. - Mun'im Sirry, Ph.D. Assistant Professor of Theology, University of Notre Dame, USA

Jika para analis gerakan Islam selalu melihat doktrin jihad sebagai biang keladi munculnya kekerasan yang dilakukan oleh gerakan fundamentalis Islam, Aksin Wijaya justru melihat pada cara mereka menalar Islam dan nalar Islam yang mengideologi. Karya brilian yang mampu menyingkap dimensi tak terkatakan di balik gerakan Islam garis keras. - Dr. Abdul Mustaqim Dosen Studi al-Qur'an, Kaprodi IAT UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Subjek

Islam - akhlaq
 

Katalog

Dari Membela Tuhan ke Membela Manusia: Kritik atas Nalar Agamaisasi Kekerasan
9786024410674
xxx, 262p.: ill.; 24cm.
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 1.000
Ya

Pengarang

Aksin Wijaya
Perorangan
 
 

Penerbit

Mizan
Bandung
2018

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini