Batik saat ini telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari yang mampu menyentuh berbagai kalangan masyarakat. Batik Lasem merupakan batik pesisir yang berasal dari Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penelitian ini berfokus kepada motif Watu Pecah yang ada di Batik Lasem. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, yang menganalisis makna dari tanda-tanda yang terdiri atas signifier, signified, denotasi, konotasi dan mitos atau ideologi. Denotasi menggunakan makna secara nyata, sedangkan konotasi mengarah kesuatu kondisi sosial budaya, emosional yang ada di masyarakat seperti di Lasem dan mitos yang ingin disampaikan. Berdasarkan kelima motif yaitu aksara Cina, Latoh, Bunga Melati, Kupu-kupu dan Watu Pecah merupakan gambaran kehidupan masyarakat Lasem. Dimulai dengan akulturasi budaya yang ditampilkan melalui motif aksara Cina, masa eksploitasi kerja paksa pembuatan jalan Daendels yang dituangkan dalam motif watu pecah. Motif watu pecah secara tidak langsung membawa pesan visual yang dibuat oleh pembatik yang ingin disampaikan kepada penikmat seni batik.