Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki karakteristik khusus seperti keterbatasan fisik, ketidakmampuan mental, dan emosi. Keterbatasan yang dimiliki membuat anak berkebutuhan khusus memerlukan bantuan dari orang lain atau suatu alat untuk memenuhi segala kebutuhan dalam menjalankan aktivitas. Pendidikan yang dapat ditempuh oleh anak berkebutuhan khusus bermacam variasi antara lain sekolah inklusi dan sekolah luar biasa (SLB), begitu juga degan komunikasi dan metode yang diajarkan oleh guru kepada siswa siswi yang memiliki kebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas antara metode pembelajaran kooperatif, demonstrasi, dan simulasi pada SLB ABC Nita Karya Baleendah Kabupaten Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 20 siswa. Penelitian eksperimental ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif komparatif. Pada hasil uji statistik non-parametrik Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,022, karena p < 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan tingkat efektivitas pembelajaran menggunakan metode Kooperatif, Demonstrasi, dan Simulasi pada Sekolah Luar Biasa ABC Nita Karya Baleendah Kabupaten Bandung.Hasil penelitian pada SLB ABC Nita Karya Baleendah Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa metode pembelajaran demonstrasi memiliki persentase paling besar yaitu 73,9% diikuti dengan metode pembelajaran simulasi 73,7% dan terakhir metode pembelajaran kooperatif dengan persentase sebesar 69,5%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah metode pembelajaran yang mengutamakan komunikasi dua arah dengan interaksi secara langsung antar siswa dalam menyelesaikan tugas belum efektif digunakan bagi siswa berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita di SLB ABC Nita Karya Baleendah Kabupaten Bandung.
Kata kunci : Anak Berkebutuhan Khusus, Komunikasi, Metode Pembelajaran, Sekolah Luar Biasa