Kondisi ekonomi Indonesia yang sedang lesu memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan subsektor tekstil & garmen, dibuktikan dengan laju pertumbuhan kontribusi subsektor tekstil & garmen terhadap PDB nasional yang terus menunjukan penurunan dan mencapai titik minus tertinggi pada tahun 2015. Beberapa perusahaan subsektor tekstil & garmen mendapatkan laba bersih negatif dan mengalami kerugian dalam 3 tahun terakhir yang menandakan mengalami financial distress. Apabila hal ini dibiarkan maka perusahaan dapat mengalami kondisi kebangkrutan. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan implementasi mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dengan baik.
Penelitian ini bertujuan ini untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap financial distress pada perusahaan subsektor tekstil & garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 – 2016. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan tahunan. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi data panel terhadap 17 perusahaan subsektor tekstil & garmen dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit sebagai variabel independen serta financial distress dengan menggunakan proksi springate s-score sebagai variabel dependen.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan komite audit secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress. Sedangkan secara parsial kepemilikan institusional dan manajerial tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap financial distress ke arah positif, dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap financial distress ke arah negatif, dan komite audit memiliki pengaruh secara signifikan terhadap financial distress ke arah negatif.