Salah satu faktor yang menyebabkan banyak business enterprise maupun social enterprise di Indonesia mengalami kegagalan yaitu keterbatasan sumber daya finansial. Dibutuhkan sumber daya yang mendukung pada kegiatan kewirausahaan sosial dalam social enterprise, karena sumber daya adalah peranan penting dalam proses kewirausahaan. Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, bricolage merupakan konsep yang penting dalam memahami kewirausahaan sosial, karena dapat menjelaskan bagaimana social enterprise mengelola kegiatannya walaupun memiliki sedikit sumber daya. Penerapan bricolage pada social enterprise menghasilkan suatu gagasan baru yaitu social bricolage. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penerapan social bricolage pada Yayasan Pilar Peradaban sebagai social enterprise. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik coding data secara manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Pilar Peradaban telah menciptakan suatu produk baru yaitu Lampu LIMAR (Listrik Mandiri Rakyat), walaupun memiliki kendala keterbatasan peraturan, sumber daya manusia, dan finansial, Yayasan Pilar Peradaban mampu mengatasinya dengan membentuk PT Catur Reka Pilarindo, menggunakan sumber daya santri di pesantren, dan memanfaatkan dana hibah (CSR) perusahaan, sehingga tetap dapat menjalankan program-program yang dimiliki untuk menciptakan nilai sosial dan dampak sosial bagi masyarakat.