Pada masa Mesir Kuno, 1290 SM, pendeta agung Imhotep menjalin cinta terlarang dengan Anck-su-Namun, selir firaun Seti I. Saat sang firaun mengetahui hubungan mereka, Imhotep dan Anck-su-Namun segera membunuhnya. Setelah kejadian itu, Imhotep melarikan diri sedangkan Anck-su-Namun mencegat para pengawal lalu bunuh diri karena yakin bahwa kelak Imhotep dapat menghidupkannya lagi. Setelah Anck-su-Namun dimakamkan, Imhotep dan para pengikutnya mencuri jenazahnya dan membawanya ke Hamunaptra, kota orang mati, untuk melakukan upacara pembangkitan jenazah. Upacara tersebut digagalkan oleh para pengawal firaun. Akhirnya, Imhotep dan para pengikutnya ditangkap lalu dijadikan mumi hidup-hidup. Imhotep dijatuhi hukuman Hom Dai agar dikutuk di dunia dan akhirat selamanya. Ia dikubur bersama kumbang pemakan daging di sebuah sarkofagus di bawah kaki patung dewa Anubis, dan dijaga oleh kaum penjaga makam yang disebut Medjay, agar keberadaannya tidak diketahui sehingga tidak akan mendatangkan wabah bagi dunia.