JARHEAD adalah film yang mengisahkan sisi lain kehidupan para tentara Amerika Serikat pada saat bertugas dalam Perang Teluk di Timur Tengah. Film yang diarahkan oleh sutradara Sam Mendes ini diangkat dari kisah perjalanan yang ditulis oleh Anthony Swofford, mantan tentara Amerika yang pernah bertugas di Perang Teluk I.
Tidak seperti film-film peperangan ala Hollywood lainnya, dalam JARHEAD tidak akan ditemukan unsur heroisme dan adegan-adegan yang konyol atau lucu. Keseriusan kisah film ini terlihat dari alur ceritanya yang memfokuskan pada kondisi depresi dan dilematis yang dialami oleh para tentara Amerika Serikat, yang rata-rata masih berusia muda, di era Perang Teluk I saat Irak menginvasi Kuwait.
Pasalnya selama menjalani misi tersebut, mereka hampir tidak pernah menggunakan keahlian perang yang mereka peroleh setelah menjalani pelatihan militer yang sangat berat. Akibatnya naluri dan strategi saat menghadapi musuh menjadi tak terkendali dan tidak didasarkan pada keputusan akal sehat, sehingga bisa membahayakan keselamatan seluruh pasukan dan keberhasilan misi.
Tokoh utama film ini adalah Anthony Swofford sendiri (diperankan aktor Jake Gyllenhaal). Ketika diwawancarai oleh seorang wartawan media televisi, Swofford yang saat itu baru berusia 20 tahun mengaku sangat menyesal sudah terlanjur bergabung dengan kesatuan infanteri Amerika Serikat untuk bertugas di Perang Teluk.
Rekan satu angkatannya, diantaranya Troy (diperankan Peter Sarsgaard). Mereka sudah menjalani latihan sebagai unit penembak jitu yang berada di bawah arahan Sersan Sykes (diperankan Jamie Foxx) yang sangat disiplin dan idealis. Untuk menghilangkan kejenuhan saat bertugas, para pasukannya menghabiskan waktu dengan bermain sepak bola dengan berseragam lengkap di tengah panasnya gurun yang mencapai suhu 112 derajat Celcius.
Seringkali Sersan Sykes memberikan arahan yang berapi-api tentang pemberantasan invasi Saddam Husain di Kuwait, namun tugas terpenting mereka disana justru hanya menjaga ladang minyak keluarga Saudi. Sebuah kondisi yang dilematis, dimana hari-hari mereka lewati dengan serangkaian latihan militer, menonton TV dan video, berkelahi satu sama lain, membaca dan membalas surat, sampai melakukan penyimpangan seksual.
Kini mereka tidak hanya menghadapi musuh yang tak kasat mata, namun tantangan yang terberat adalah pada saat meladeni musuh yang berasal dari dalam diri sendiri. Rasa frustasi dan tidak percaya diri, yang membawa para pasukan Amerika itu pada titik moralitas yang paling rendah.
Sutradara Sam Mendes dikenal luas lewat karyanya apiknya yang berjudul AMERICAN BEAUTY. Film JARHEAD menjadi sangat berkesan karena mampu menuturkan sebuah sisi lain, yang lebih realistis, dibandingkan beberapa film bertema Perang Teluk lainnya seperti THREE KINGS yang diarahkan oleh sutradara David O. Russel.
Pada akhir ceritanya, para pemirsa dapat melihat bagaimana perubahan karakter tokoh dalam film ini berubah secara dramatis, sebagaimana idealisme Swofford yang kemudian menjadikan senjata sebagai bagian dari kehidupannya.