Menjalin silaturahim dan komunikasi saat ini banyak terlupakan oleh banyak kalangan. Bertetangga di dalam satu komplek perumahan bisa tidak saling mengenal karena menahan ego masing-masing untuk tidak saling bertegur sapa. Bahkan, tetangga sebelah rumah kemalangan pun bisa tidak diketahui oleh tetangga di sebelah rumahnya. Hal seperti ini terbantahkan oleh Aqua Dwipayana yang merangkum perjalanan silaturahim dan komunikasinya yang sangat intens dengan berbagai kalangan dirangkum dalam buku The Power of Silaturahim.
Buku ini adalah catatan pengalaman Aqua Dwipayana selama 11 tahun dalam menjalin silaturahim dan komunikasi dengan wartawan, pengusaha, TNI dan Polri. Buku yang dibagi menjadi enam bagian ini diawali dengan Bagian I tentang arti pentingnya bersyukur dan ikhlas, di Bagian II buku ini penulis menuangkan pengalamannya dalam menuntut ilmu setinggi bintang. Aqua Dwipayana mengisahkan bagaimana ia dapat menapaki jenjang pendidikan akademiknya hingga menyelesaikan S-3. Beberapa cukilan dari buku di bagian ini mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada beberapa guru besar yang telah berkontribusi dalam pendidikannya meraih gelar Doktor di Universitas Padjajaran Bandung.
Di bagian ketiga buku ini Aqua Dwipayana secara panjang lebar mengisahkan bagaimana ia bisa mengajar dan merajut sinergi dengan TNI-Polri. Berawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja dengan Kolonel Laut (P) Arie Soedewo, kini menjadi Laksamana Madya TNI dengan jabatan Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Aqua akhirnya tercebur dalam memberikan pengajaran tentang komunikasi di lingkungan TNI dan Polri. Seiring waktu berjalan, Aqua ikut ambil bagian dalam memotivasi prajurit TNI-Polri dari Sabang sampai Merauke.
Menjalin silaturahim dan komunikasi yang dibangun Aqua Dwipayana tidak berhenti hanya sampai pada kapasitasnya sebagai salah seorang pengajar di lingkungan TNI-Polri. Aqua juga sering diundang dalam kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi yang dilaksanakan di Mabes TNI AD, AL dan AU, baik secara terpisah maupun gabungan seluruh angkatan. Menjadi pengajar di lingkungan TNI-Polri, Aqua menjadi dikenal dan tidak pernah meminta bayaran setiap kali mendapat kesempatan untuk memberikan sharing komunikasi dan motivasi.
Pada bagian empat buku ini, Aqua menuliskan pengalamannya dalam mengeratkan pertalian kerabat dan sahabat, antara lain menjaga kedekatan dengan wartawan dan pemilik media di beberapa daerah. Aqua yang pernah menjadi wartawan tidak pernah lupa untuk selalu menjalin silaturahim dengan wartawan di berbagai daerah di Indonesia. Untuk menyapa seluruh sahabat dan teman-teman di Komunitas Komunikasi Jari Tangan, setiap hari Aqua selalu mengirimkan kata-kata motivasi dan sharing informasi tentang banyak hal lewat BBM atau WhatsApp. Sekali kirim, kata-kata yang diramu sedemikian rupa itu akan sampai ke ratusan orang yang ada dalam daftar nama pertemanan Aqua.
Bagian kelima buku ini berisi informasi tentang bagaimana Aqua membina relasi di kalangan korporasi. Kalau diundang berbicara di kalangan TNI-Polri, Aqua tidak bersedia dibayar. Sementara untuk korporasi, Aqua harus profesional dan memasang tarif tertentu setiap kali diundang oleh BUMN atau perusahaan korporasi lainnya. Dalam bagian ini, Aqua berbagi pengalaman terkait dengan jam terbangnya menjadi pembicara dan pemateri di korporasi.
Dalam menjalani hidup dengan penuh keikhlasan, Aqua memegang teguh prinsip 3K : menjaga kredibilitas, komitmen dan konsisten. Dengan memegang prinsip 3K ini, Aqua semakin mantap dijalur komunikasi dan menjunjung tinggi prinsip bahwa kacang tidak akan lupa pada kulitnya. Di bagian akhir buku ini, ada beberapa testimoni dari orang-orang yang menjadi sahabatnya mulai dari kalangan TNI-Polri, pemerintahan, BUMN, media massa, wartawan, kampus dan sekolah.
Buku ini mengingatkan kita akan arti pentingnya menjalin silaturahim dan komunikasi dengan setiap orang tanpa membeda-bedakan. Itu sebabnya, setelah buku ini dicetak April 2016 lalu, dalam waktu 1,5 bulan saja sudah 30 ribu eksemplar yang didistribusikan dan target awalnya dalam tahun ini bisa terjual 60 ribu eksemplar jadi naik ke 100 ribu eksemplar karena banyaknya permintaan dari kalangan TNI-Polri serta korporasi BUMN dan swasta. Buku The Power of Silaturahim sudah tiga naik kali cetak, karena banyaknya permintaan dari berbagai kalangan.