Setiap tahunnya saat memasuki liburan panjang tahun baru, ataupun pada saat lebaran penjualan Dodol Picnic selalu mengalami peningkatan karena banyaknya permintaan pelanggan yang signifikan dibanding biasanya. Ini mengakibatkan produksi menjadi bertambah dua sampai tiga kali lipat atau sekitar 75% dari biasanya. Sehingga persediaan kebutuhan bahan baku untuk produksi akan lebih banyak dari biasanya. Persediaan bahan baku untuk produksi Dodol Picnic pada saat menjelang liburan mengalami kekurangan persediaan (out of stock) karena bahan baku dari pemasok yang terbatas. Selain itu, di perusahaan tidak pernah memperhitungkan jumlah perkiraan permintaan bahan baku, sehingga pembelian bahan baku hanya berdasarkan perkiraan dari perusahaan dan dilakukan pada saat mengalami kekurangan bahan baku. Untuk pemesanan bahan baku tidak semua bahan baku bisa diantarkan oleh supplier, tetapi juga beberapa bahan baku harus diambil secara langsung dan frekuensi pembelian yang dilakukan di perusahaan sangat banyak sehingga mengakibatkan keluarnya biaya transportasi yang besar. Ini mengakibatkan perusahaan harus mengantisipasi dalam jumlah persediannya sehingga harus menambah stock bahan bakunya agar memenuhi persedian dan memperhitungkan total biaya persediaannya.
Penelitian ini menggunakan metode Analisis ABC untuk mengetahui pengelompokan persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi Dodol Picnic. Lalu menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui komponen dan besaran biaya pemesanan, biaya penyimpanan,total biaya persediaan, perbandingan pengadaan jumlah bahan baku dengan metode konvensional dan bila menggunakan model EOQ.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pengelompokan bahan baku yang masuk ke dalam kelas A terdapat 5 jenis bahan baku, yang masuk ke dalam kelas B terdapat 8 jenis bahan baku, yang masuk ke dalam kelas C terdapat 7 bahan baku. Total biaya persediaan dengan metode konvensonal pada tahun 2014 sebesar Rp 20.569.373, sedangkan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 4.881.702. Lalu, total biaya persediaan pada tahun 2015 dengan menggunakan metode konvensional sebesar Rp 16.401.000 dan jika menggunakan metode EOQ sebesar Rp 5.536.913. Lalu, total biaya persediaan pada tahun 2016 dengan menggunakan metode konvensional sebesar Rp 23.591.756 dan jika menggunakan metode EOQ sebesar Rp 5.558.250.
Berdasarkan hasil penelitian perusahaan dapat memperhatikan persediaan bahan baku yang termasuk ke dalam pengelompokan kelas A agar tidak kekurangan persediaan. Karena bahan baku tersebut tergolong bahan baku yang sangat penting. Perusahaan dapat merencanakan jumlah permintaan tahunan terlebih dahulu dan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebagai perhitungan persediaan bahan baku untuk mengendalikan biaya pemesanan atau pembelian, biaya penyimpanan, dan total biaya persediaan agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Kata Kunci : Analisis ABC, Bahan Baku, Economic Order Quantity, Pengendalian Persediaan, Biaya Persediaan