Dalam berinvesatasi pada Pasar Modal, ada dua hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, yaitu tingkat pengembalian yang di dapatkan dan tingkat risiko yang akan ditanggung oleh investor. Untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi, investor juga harus menanggung tingkat risiko yang tinggi juga. Melihat kenyataan ini, maka saat ini cara pandang investor dalam berinvestasi telah berubah. Investor tidak hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan dari investasi, tetapi juga bagaimana melindungi investasi tersebut.
Untuk menghadapi risiko-risiko yang dinamis dalam berinvestasi, maka metode untuk mengurangi kerugian akibat risiko itu akan terus muncul, salah satunya dengan menggunakan instrumen derivatif yaitu strategi protective put option.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan imbal hasil indeks saham yang didapatkan menggunakan strategi protective put option dan tanpa menggunakan strategi protective put option. Dimana Indeks LQ 45 pada tahun 1998 dan 2008 sebagai sampel penelitian. Dari hasil perhitungan, terdapat tiga kondisi imbal hasil yang dapat digunakan oleh investor, yakni posisi Out The Money (OTM), At The Money (ATM), dan In The Money (ITM).
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Imbal hasil indeks saham menggunakan strategi protective put option dalam kondisi Out The Money (OTM), At The Money (ATM), dan In The Money (ITM) lebih besar dari pada Imbal hasil indeks saham tanpa menggunakan strategi protective put option pada Indeks LQ 45 tahun 1998 dan 2008 .