Benjang Helaran merupakan kesenian asli Sunda bentuk seni arak-arakan untuk mengarak anak khitanan, namun sering juga digunakan untuk acara pernikahan, ulang tahun ataupun penyambutan dalam acara. Benjang Helaran memiliki pesan dan makna yang ingin disampaikan secara nonverbal. Paguyuban Panca Komara dari Kampung Ciwaru Ujung Berung, merupakan salah satu kelompok yang masih melestarikan kesenian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode fenomenologi. Tujuannya ingin mengetahui interaksi simbolik kesenian Benjang Helaran melalui simbol-simbol nonverbal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa simbol-simbol nonverbal yang terdapat pada kesenian Benjang Helaran terdiri dari busana, properti dan alat musik. Hal itu menjadi simbol-simbol yang memiliki makna positif dalam kehidupan masyarakat. Interaksi simbolik melalui simbol nonverbal yang terjadi dalam kesenian Benjang Helaran dirasa efektif dalam menyampaikan makna yang terdapat dalam simbol tersebut.
Kata Kunci: benjang helaran, fenomenologi, interaksi simbolik.