Industri telekomunikasi merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan yang
tinggi, menurut data BPS tingkat pertumbuhan di sektor telekomunikasi dari tahun
2011 sampai dengan 2015 selalu tumbuh diatas 10 persen dan selalu lebih tinggi
dari pertumbuhan PDB di tahun tersebut. Karakteristik disektor telekomunikasi
memerlukan nilai investasi yang cukup tinggi dikarenakan sektor ini sangat
sensitif dengan perkembangan teknologi sehingga pelaku disektor ini
membutuhkan kemampuan modal yang sangat tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengaruh agresivitas
kebijakan modal kerja, growth, size,dan leverage perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2011-2015. Secara operasional penelitian ini mencoba
menguji secara empiris : pengaruh kebijakan modal kerja terhadap kinerja
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan di industri
telekomunikasi yang didapat dari Bursa Efek Indonesia, dan website resmi
perusahaan dari tahun 2011 hingga 2015. Metode pengumpulan yang digunakan
adalah purposive sampling dengan data sebanyak lima perusahaan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu perpaduan antara data
cross section dan time series.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa agresivitas kebijakan modal kerja
(WCIP dan WCFP), growth, size dan leverage secara bersama sama berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. working capital financing policy yang agresif akan
menghasilkan keuntungan yang lebih. Penelitian ini juga memberikan saran agar
perusahaan telekomunikasi dapat meningkatkan kinerja perusahaannya dapat
mengadopsi working capital financing policy yang agresif, meningkatkan firm
size dan menambah leverage.
Kata kunci: Kebijakan modal kerja, growth, size, leverage, kinerja perusahaan